Oleh: Prof KH Dadang Kahmad, Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah
Alhamdulillah pada pertengahan Juli 2022 diadakan jambore media afiliasi Muhammadiyah di Surakarta yang diikuti oleh 125 orang peserta dari berbagai media online, radio, dan televisi Muhammadiyah.
Hal itu merupakan suatu langkah positif bagi kemajuan dakwah digital Muhammadiyah karena jumlah tersebut merupakan potensi yang luar biasa jika dimanfaatkan sebagai sarana dakwah digital.
Lebih dari seratus adalah jumlah yang besar dan potensial yang mungkin masih banyak penggiat media online yang tidak ikut jambore.
Oleh karena itu, Majelis Pustaka Informasi dan Majelis Tablig Pimpinan Muhammadiyah harus konsolidasi dan bekerja sama memanfaatkan peluang tersebut bagi pengembangan dakwah media populisme di masa mendatang.
Seperti diketahui bahwa teknologi informasi dan komunikasi sangat berkembang saat ini sehingga telah menciptakan berbagai perubahan besar di masyarakat.
Dengan kehadiran internet, ratusan juta manusia di seluruh dunia mengakses internet setiap harinya, termasuk di Indonesia, dan jumlahnya akan terus bertambah di masa yang akan datang seiring dengan makin canggihnya media virtual.
Tidak ada pembatasan wilayah ataupun waktu. Setiap orang dapat bercakap-cakap langsung dengan orang lain di belahan dunia mana pun dengan biaya yang sangat murah. Tanpa harus berjumpa. Cukup dengan mengakses internet dengan media yang tersedia.
Ratusan juta situs web menyediakan berbagai macam informasi hadir di dunia maya termasuk informasi keagamaan. Boleh dikatakan bahwa internet merupakan media populis yang bisa diakses siapa saja, kapan saja, dan di mana saja.
Muhammadiyah sebagai gerakan dawkah, mau tidak mau, harus bisa memanfaatkan perkembangan teknologi informasi dan digital yang bersifat masif ini. Pemanfaatan media digital diharapkan dapat meningkatkan model peran dakwah Muhammadiyah di dunia digital.
Oleh karena itu, perlu mendapat perhatian yang lebih kuat lagi bagi pimpinan dan penggiat dakwah Muhammadiyah untuk lebih serius lagi dalam pemanfaatan internet.
Pemanfaatan internet dalam gerakan dakwah adalah sangat penting karena perubahan zaman dan perubahan orientasi masyarakat.
Kalau abai dan membiarkannya berlalu akan menjadikan Muhammadiyah sebagai warisan masa lalu sebagaimana halnya yang terjadi pada berbagai perusahaan produksi barang, seperti kamera dan handphone yang ditinggalkan orang karena tidak mau adaptasi dengan perubahan.
Kehadiran dakwah digital dalam ruang virtual bagi Muhammadiyah dapat dikatakan sebagai sebuah upaya membangun dinamika dakwah Islam berkemajuan.
Bila dahulu kajian keislaman didapat dari ceramah, majelis taklim, dan berbagai event yang terbatas, maka melalui internet kajian keislaman dapat diakses dengan mudah kapan pun dan di mana pun.
Kalau melalui ceramah tatap muka hanya diikuti oleh mustami terbatas, maka dakwah di internet akan diikuti oleh ribuan bahkan jutaan viewer di seluruh dunia. Tidak terbatas dengan waktu dan tempat.
Secara umum dakwah Muhammadiyah berbasis digital sudah dilakukan walaupun belum semarak. Hal yang diperlukan adanya perhatian yang seksama dari semua pihak, terutama pimpinan Muhammadiyah di berbagai level.
Pasalnya, keunggulan dakwah digital lebih meluas dan lebih efektif dibandingkan dengan dakwah organik. Dakwah digital sifatnya massal dan populis. Penerimanya tidak hanya di kalangan tertentu, tetapi dari berbagai kalangan. ***
Sumber: Majalah “Suara Muhammadiyah” edisi 17 artikel berjudul, Dakwah di Tengah Populisme Media.
Editor: FA