JAKARTA — Allah menciptakan manusia di muka bumi bukanlah tanpa tujuan. Dalam hidup dan kehidupannya, manusia tidak boleh melakukan sesuatu hanya mengikuti kehendak perasaan dan keinginan tanpa ada batas dan tanggungjawab.
Tugas dan fungsi manusia telah ditegaskan dalam al-Quran, yaitu menjadi hamba yang beribadah mengabdikan diri kepada Allah dan berfungsi sebagai khalifah-Nya untuk mengelola dan memakmurkan bumi (QS. Az-Zaariyaat: 56).
Menurut Majelis Tarjih dan Tajdid, ibadah adalah mendekatkan diri kepada Allah dengan jalan melaksanakan perintah-perintah-Nya, menjauhi larangan-larangan-Nya, dan mengamalkan segala yang diizinkan Allah. Pelaksanaan ibadah harus melibatkan hati, lisan, dan anggota badan. Adapun fungsi ibadah bagi kehidupan, di antaranya:
Pertama, jalan menuju takwa
Bertakwa berarti berusaha untuk menunjukkan penghambaan kepada Allah dengan ibadah kepadanya. “Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa” (QS. Al-Baqarah: 21).
Kedua, menentramkan hati
Ibadah adalah mendekatkan diri kepada Allah, sehingga ketika seseorang merasa dekat dengan Allah SWT, maka ia pun akan selalu mengingat-Nya (dzikrullah). Ketika seseorang senantiasa mengingat Allah maka hatinya pun akan merasa selalu tenang dan tenteram.
“(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram”. (QS. Ar-Ra’du: 28).
Ketiga, bekal kebahagiaan hidup di akhirat
Kehidupan dunia ini hanyalah sementara, yang berfungsi sebagai jalan menuju kehidupan yang abadi dan lebih baik yaitu kehidupan akhirat. Segala apa yang diperbuat manusia di dunia akan berdampak pada kondisi kehidupannya di akhirat, termasuk kegiatan ibadahnya, terutama ibadah salat.
Rasulullah SAW menegaskan bahwa salat merupakan ibadah yang pertama kali dihisab dan akan menjadi ukuran terhadap baik dan buruknya amal seseorang.
Keempat, wujud syukur atas nikmat Allah SWT
Penciptaan manusia dengan segala yang melingkupinya, termasuk alam semesta merupakan karunia Allah yang harus disyukuri. Ungkapan rasa syukur ini tidak hanya sebatas lisan, tetapi harus meliputi kesadaran hati dan perwujudan dalam kehidupan melalui semangat beribadah.
Dari ‘Aisyah apabila Rasulullah SAW salat, maka beliau berdiri hingga kaki beliau bengkak. Aisyah berkata: Wahai Rasulullah, mengapa engkau melakukan ini padahal Allah telah mengampuni dosa engkau yang telah berlalu dan yang dikemudian. Beliau bersabda: Apakah aku tidak boleh menjadi hamba yang bersyukur”? (HR. Muslim).
Sumber: muhammadiyah.or.id