JAKARTA - Menolong sahabat kita dari lilitan kesulitan hidup merupakan bentuk dari cinta. Sebab, ketika kita merasa iba atas penderitaan sahabat kita itu, akan muncul rasa iba sehingga menolongnya dari impitan masalah. Ini juga pernah terjadi pada masa pemerintah Islam sedang di atas kejayaan.
Nabi Saw. bersabda, “Hakikat seorang muslim adalah; mencintai Allah dan Rasul-Nya, sesamanya, serta tetangganya melebihi atau sebagaimana ia cinta pada dirinya sendiri.” (HR. Bukhari). Peristiwa yang memuat pelajaran kepada kita bahwa saling melindungi sahabat dari kesulitan hidup merupakan sebuah keniscayaan.
Mengutip kisah tersebut dari karya Habiburrahman El-Shirazy, berjudul "Di Atas Sajadah Cinta; Kisah-Kisah Teladan Islami Peneguh Iman dan Penentram Jiwa", diterbitkan oleh Republika dan Pesantren Basmala Indonesia, Jakarta & Surabaya, tahun 2007. Halaman 84-89. Begini kisahnya:
Saking dermawannya Khuzaimah, ia sempat mengalami kesulitan ekonomi. Hartanya, habis dibagi-bagikan kepada orang yang membutuhkan. Ia juga masih menjaga wibawa dan memiliki sifat pemalu.
Sehingga pantang baginya menengadahkan tangan kepada orang lain. Keadaan Khuzaimah yang semakin fakir itu diketahui oleh sahabatnya, Ikrimah, sang Gubernur yang murah hati dan baik budi pekertinya.
Tatkala malam tiba, Ikrimah mengambil uang empat ribu dirham dan keluar secara diam-diam dengan cara menyamar. Ia menunggang kudanya menuju rumah Khuzaimah hendak memberikan uang itu.
Sesampainya di rumah Khuzaimah, sang Gubernur langsung memberikan uang dan berujar, “Perbaikilah hidupmu dengan harta ini”.
Khuzaimah merasa heran. Ia langsung memegang kendali kuda dan bertanya, “Siapakah Anda? Beri tahu aku?”.
Ikrimah menjawab: “Aku datang malam hari agar engkau tak mengenali wajahku”. “Tapi, ujar Khuzaimah, aku tak akan menerima uang ini kalau tidak tahu siapa Anda sebenarnya.”
Baiklah, aku adalah sang penolong orang dermawan dari pengkhianatan zaman. Jawabnya seraya memacu kuda tunggangannya. Sesampainya di istana, Gubernur memberitahukan kepada istrinya, bahwa ia baru saja memberikan uang sebesar empat ribu dirham kepada Khuzaimah.
Singkat cerita, Khuzaimah menjadi kaya raya dengan pemberian itu. Sehingga, dipercaya oleh khalifah untuk mengepalai daerah yang dipimpin Ikrimah. Ia pun menjadi Gubernur baru menggantikan Ikrimah.
Hal pertama yang ia lakukan adalah memeriksa keuangan pemerintahan Ikrimah. Ternyata, setelah diselidiki ada uang sebesar empat ribu dirham yang belum bisa dikembalikan Ikrimah.
Kemudian, ia memerintahkan pasukan untuk menagih uang tersebut kepada Ikrimah. Dikarenakan Ikrimah tak bisa membayarnya, maka tak sungkan-sungkan Ikrimah pun dijebloskan ke dalam penjara. Ketika berita ini sampai ke telinga istri Ikrimah, lantas sang istri pun menghadap Gubernur hendak memberitahukan bahwa uang tersebut diberikan kepadanya selagi ia miskin.
“Wahai Gubernur yang saya hormati. Ketahuilah bahwa sang penolong orang dermawan dari pengkhianatan zaman itu adalah Ikrimah. Ia memberikan uang itu kepada sahabatnya tercinta karena merasa kasihan.” Ujar istri Ikrimah.
Seketika itu juga Khuzaimah berujar, “Oh celaka aku ini”, sembari langsung bergegas menuju penjara tanpa dikawal oleh pengawal pemerintahan. Ia langsung bersujud di kaki Ikrimah dan meminta maaf atas kekhilafannya. Setelah itu, ia membebaskan Ikrimah dan menjamunya seperti seorang tamu agung dari daerah luar.
Ingat cinta itu bukan hanya milik dua remaja berbeda jenis yang saling sayang- menyayangi. Tapi, lebih dari itu. Cinta adalah luapan emosi kekaguman terhadap seseorang, atau segala fenomena yang mengakrabi kehidupan. Akan tetapi, sebelum lebih jauh mempraktikkan hidup dipenuhi cinta kepada sesuatu diluar diri kita, alangkah baiknya mulai mempraktikkannya ketika membina hubungan dengan seseorang.
Dalam hal pertemanan juga, sejatinya kita saling menjaga satu sama lain. Makanya, pertemanan seperti ini seringkali disebut dengan sahabat karib. Istilah karib diambil dari kata qarib berasal dari bahasa Arab, yang berarti dekat. Saking dekatnya persahabatan antara satu sama lain akan saling melindungi.
Ketika temannya memeroleh kesulitan ekonomi, maka sang sahabat akan berusah menolongnya dan mengeluarkan sahabatnya tersebut dari kesulitan tersebut. Itu merupakan bentuk cinta antar dua orang yang bersahabat. Mereka saling memerhatikan satu sama lain seperti yang dilakukan oleh Ikrimah kepada Khuzaimah.
Ketika Khuzaimah berada pada lembah kemiskinan, hati Gubernur Ikrimah tersentuh untuk menolong sahabatnya dengan meminjam uang dari kas Negara. Namun, karena belum bisa menggantinya, ketika kepemimpinan dipegang Khuzaimah, sang penolong itu dijebloskan ke dalam penjara.
Hebatnya lagi, dan ini bukti keluhuran cinta, Ikrimah ketika menolong dan ditangkap Khuzaimah tidak memberitahu bahwa uang sebesar 4000 dirham itu diberikan kepada Khuzaimah. Untuk menjaga dan melindungi kehormatan sahabatnya, Ikrimah merelakan diri mendekam beberapa Minggu di penjara. Alasannya, hanya untuk melindungi sahabat karib dari rasa malu.
Dalam perspektif psikologi, rasa cinta terhadap sahabat akan mampu mengaktifkan dorongan seseorang untuk melakukan upaya-upaya solusif. Ketika Ikrimah mendengar sahabatnya sedang kesusahan, hatinya tergerak untuk membantu Khuzaimah sehingga melahirkan tindakan “menolong”.
Sebagai seorang pemimpin, Ikrimah, memiliki integritas yang tinggi sebagai wujud dari cinta sejati. Menyoal kesejatian Ikrimah dalam menjalankan tugas kepemimpinannya, ia mencoba mengeluarkan sahabatnya dari kesulitan ekonomi sebagai wujud dari cinta. Dan, cinta tersebut meskipun tidak dibayar dengan sesuatu yang menyenangkan, ia rela menerima hukuman karena telah mengambil uang dari kas Negara. Hal itu dilakukan untuk melindungi secara tulus-ikhlas sahabatnya yang telah menjadi Gubernur dengan memelihara integritas.
Andreas Harefa dalam bukunya berjudul, Menjadi Manusia Pembelajar (Kompas, 2002: 147-148) mengatakan bahwa integritas itu memiliki tiga tindakan kunci (key action) ketika mengamati sesuatu hal.
Pertama, bekerja secara jujur dan benar, agar menyajikan hal-hal yang objektif. Kedua, memegang komitmen (keeping comitment) dengan cara tidak membocorkan rahasia. Dan, ketiga, konsisten melakukan aktivitas (behave cosistenly) dengan cara tidak menampakkan kesenjangan antara kata dan perbuatan.
Melindungi sahabat dari sesuatu yang akan menghancurkan dirinya, membutuhkan nyali yang kuat karena akan menanggung pelbagai risiko. Maka, jika meminjam tiga kunci (key action) dalam buku Andreas Harefa, dalam melindungi sahabat karib yang sedang kesulitan memerlukan beberapa langkah.
Telusuri secara cermat kesulitan yang menimpa sahabat kita. Setelah itu, lakukanlah upaya pertolongan dan rahasiakanlah tindakan kita untuk menjaga nama baiknya. Dan, Ikrimah, sebagai seorang sahabat Khuzaimah telah melakukan upaya perlindungan yang berbalut cinta tulus-ikhlas.
Kendati tindakannya menyebabkan ia dimasukkan ke dalam penjara, secara suka-rela menanggungnya demi seorang sahabat.
Dahsyat juga kan, persahabatan Ikrimah dan Khuzaimah ini? Jadi, lindungilah sahabat karibmu agar bisa membebaskan diri dari belenggu-belenggu persoalan hidup.
Itulah manusia yang beralaskan cinta demi tegaknya nilai-nilai ilahiyah di muka bumi. Sebab, Allah juga adalah Mahapenolong terhadap hamba-hamba-Nya di muka bumi. Maka, ketika kita menolong sahabat karib dari kesulitan yang mengimpit, cinta-Nya akan terlimahcurahkan kepada diri kita. ***(SAB)
Sumber: La Tahzan for Teen's Love (Mizan, 2018)