JAKARTA -- Dekan Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta (FKK UMJ), Dr. dr. Muhammad Fachri, Sp.P, FAPSR., FISR., menjelaskan permasalahan polusi udara dan bagaimana cara menyikapinya.
”Polusi adalah partikel atau gas-gas beracun yang terdapat di udara bebas sebagai sumber iritasi bagi semua orang yang dapat menyebabkan iritasi paru-paru,” ujar dr. Fachri Polusi dapat disebabkan oleh beberapa hal diantaranya asap kendaraan bermotor, asap dan gas pembuangan hasil industri, lalu asap hasil pembakaran sampah.
Pembakaran sampah akan menghasilkan bau pekat menyengat yang dapat membuat manusia sesak nafas.
“Semua itu adalah sumber polutan yang dapat mengotori udara,” imbuh dr. Fachri.
Pengaruh polusi bagi kesehatan tubuh terutama bagi paru-paru yaitu menyebabkan gangguan pernapasan mulai dari gejala paling ringan seperti batuk pilek, Infeksi Saluran Pernapasan (ISPA) sampai pada gejala berat seperti kanker paru-paru.
Polusi udara semakin diperparah karena Indonesia dilanda musim kemarau panjang yang disebabkan fenomena iklim badai El Nino. Kurangnya curah hujan mengakibatkan polusi sulit diatasi. Oleh karena itu, Pemerintah baru-baru ini membuat curah hujan buatan di beberapa titik daerah. Meski tidak berlangsung lama, namun hujan buatan ini mampu mendinginkan sejenak udara di Ibukota.
Menanggapi fenomena hujan buatan, dr. Fachri menjelaskan bahwa hujan buatan dapat menurunkan partikel gas beracun yang bersarang di udara. Partikel tersebut akan turun bersamaan dengan cairan atau rintik yang dikeluarkan hujan buatan, sehingga dapat membersihkan lingkungan.
Namun hujan buatan tidak selalu dapat dilakukan. Hal itu karena salah satu syarat terjadinya hujan buatan yaitu adanya lokasi dengan awan yang berpotensi curah hujan tinggi. Maka dari itu, agar tidak bergantung dengan hujan buatan, perlu diketahui cara mencegah terkena polusi udara.
“Apabila mulai batuk perlu segera pergi ke daerah atau tempat yang kualitas udaranya lebih bersih. Pencegahan lainnya yaitu dapat dengan menjauhi tempat yang penuh polusi. Tapi jika kita harus berada di tempat yang penuh polusi, jangan lupa untuk selalu pakai alat pelindung diri agar partikel tidak mudah masuk ke pernapasan. Cara lain juga dapat dengan menerapkan pembatasan kegiatan di luar ruangan seperti misalnya Work From Home,” tutur dr. Fachri.
Pada kesempatan yang sama, dr. Fachri juga menyoroti penggunaan kendaraan listrik yang marak diperbincangkan. Mobil atau motor listrik memiliki emisi nol. Ini artinya tidak ada polutan yang terkandung sehingga kendaraan tersebut aman dari gas beracun.
Penulis : Mutiara H.S
Editor : Tria Patrianti