JAKARTA -- Masa depan merupakan “bumbu kehidupan” yang dapat melecut gairah menjalani realitas kehidupan. Kewajiban kita sebagai manusia beragama salah satunya menabur benih-benih optimisme guna menggapai keberkahan hidup.
Bukankah Al-quran mengingatkan, “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Hasyr [59]:18).
Namun, "masa depan" juga kadang berjalan tak sesuai harapan. Dalam menempuhnya kadang ada onak dan duri masalah yang menghadang. Nah, sebagai seorang muslim, kita harus melakukan 3 langkah di bawah ini, agar duri masalah (baca: musibah) tidak membuat kita menjadi manusia kufur nikmat.
1. Sikapi musibah itu sebagai takdir Allah.
Hal ini sesuai dengan sebuah keterangan sabda Nabi Saw., “Sesungguhnya setiap orang diantara kamu dikumpulkan kejadiannya di dalam rahim ibunya selama 40 hari dalam bentuk nutfah, kemudian menjadi alaqah selama waktu itu juga (40 hari), kemudian menjadi mudhgah (segumpal daging) selama itu juga, lalu diutuslah seorang malaikat kepadanya, lalu malaikat itu meniupkan ruh padanya dan ia diperintahkan menulis 4 kalimat, menulis rezekinya, ajalnya, amalnya dan nasib celakanya atau keberuntungannya.” (HR Bukari-Muslim).
2. Lakukan koreksi diri atas dosa-dosa yang telah dilakukan.
Karena boleh jadi musibah itu terjadi berkaitan denan perbuatan kita sendiri, sebagai hubungan sebab-akibat atau buah perbuatan kita. Sebagaimana firman Allah, “Dan apa musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).” (QS. Asy Syura [42]: 30).
3. Mengingat-ingat pahala yang Allah janjikan.
Bila kita mendapat musibah hendaklah mengingat keutamaan bersabar seperti disampaikan Allah, “...Sesungguhnya orang-orang yang bersabar itu akan dipenuhi pahala mereka dengan tiada hitungannya.” (QS. Az-Zumar [39]: 10). Dengan begitu kita akan menyadari, kesabaran menghadapi kesulitan hidup atau ujian dan musibah akan diganjar kelak di akhirat oleh Allah dengan pahala tanpa batas.
Insyaallah bila saja kita konsisten melakukan 3 langkah di atas, musibah yang kadang menyiksa batin; akan menjadi hikmah. Dengan demikian, kita tidak akan menjadi manusia yang kufur nikmat. Melainkan menjadi manusia beragama yang pandai bersyukur.***(SAB)