JAKARTA -- Ustaz Adi Hidayat, Lc., M.A. yang lahir pada 11 September 1984 di Pandeglang, Banten. Beliau merupakan salah satu ustadz terkenal di Indonesia. Dia dikenal tidak hanya sebagai seorang pengkhotbah, tetapi juga sebagai seorang intelektual dan penulis yang produktif.
Menurut buku "Mengenal Lebih Dekat Sosok Ustadz Adi Hidayat" tulisan Rusydie Anwar disebutkan jika ustadz yang biasa dipanggil UAH merupakan seorang da’i muda yang kiprahnya sudah dikenal secara luas masyarakat Indonesia. Video ceramahnya yang dipublikasikan di berbagai media ditonton jutaan netizen di Indonesia.
Ciri khas dari dakwah UAH adalah kemampuannya dalam menghapal Alquran bukan saja bacan dan artinya, tapi juga letak persis dimana ayat tersebut berada. Dalam menyampaikan pendapat, UAH juga juga tegas dengan memberikan beragam sudut pandang sehingga memberikan kepastian dalam menanggapi berbagai persoalan yang dihadapi.
UAH telah menikah dengan seorang perempuan yang masih memiliki hubungan kekeluargaan dengan beberapa keluarga kiai pesantren di Pati, Jawa Tengah dan telah dikaruniai beberapa orang anak. Ustadz Adi Hidayat saat ini menjabat sebagai Wakil Ketua I Dewan Tabligh Pimpinan Pusat Muhammadiyah periode 2022-2027.
Latar Belakang Keluarga dan Pendidikan Dini
Adi Hidayat merupakan anak dari Warso Supena dan Hj. Rafiah Akhyar. Ia memiliki empat saudara kandung yaitu Ade Rahmat, Neng Inayatin, Ima Rakhmawati, dan Ita Haryati. Sejak kecil, Adi Hidayat menunjukkan kecerdasan dan prestasi yang luar biasa. Memulai pendidikannya di TK Pertiwi Pandeglang pada tahun 1989.
Beliau kemudian melanjutkan ke SDN Kraton 3 Pandeglang dan SDN III Pandeglang, dimana dia selalu meraih predikat siswa terbaik. Selain pendidikan formal, Adi Hidayat juga menempuh pendidikan di Madrasah Salafiyah Sanusiyah Pandeglang. Di sini, ia mulai menunjukkan bakatnya dalam mengajar dan sering diminta menjadi pembicara cilik di setiap acara wisuda mahasiswa.
Pondok Pesantren
Pada tahun 1997, Adi Hidayat melanjutkan pendidikannya di Pondok Pesantren Darul Arqam Muhammadiyah Garut. Di pesantren ini, dia mendapat pelatihan dasar berbagai disiplin ilmu, baik umum maupun agama. Guru utamanya, Buya K.H. Miskun as-Syatibi sangat berpengaruh dalam membentuk kecintaan Adi terhadap Alquran dan ilmu pengetahuan.
Prestasinya terus berlanjut, bahkan di tingkat provinsi Jawa Barat, khususnya di bidang syarah Al-Qur'an. Pada tahun 2003, ia mendapat undangan PMDK dari Fakultas Dirasat Islamiyyah (FDI) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta bekerjasama dengan Universitas Al-Azhar Kairo. Namun pada tahun 2005, ia berkesempatan melanjutkan studi di Kuliah Dakwah Islamiyah Libya yang diterimanya dengan IPK 3,98.
Di Libya, Adi Hidayat mempelajari berbagai disiplin ilmu secara intensif, antara lain Alquran, hadis, fiqh, ulus fiqh, dan bahasa Arab. Ia belajar dari masyayikh yang sanadnya, seperti Syekh Dukkali Muhammad al-'Alim dan Syekh Ali al-Libiy. Selain itu, ia juga mempelajari tajwid dan tafsir, serta mengikuti berbagai seminar dan dialog dengan para ahli di forum ulama dunia.
Kembali ke Indonesia
Setelah menyelesaikan studinya, Adi Hidayat kembali ke Indonesia pada awal tahun 2011 dan mengasuh Pondok Pesantren al-Qur'an al-Hikmah Lebak Bulus. Dua tahun kemudian, ia mendirikan Quantum Akhyar Institute di Bekasi, sebuah yayasan yang bergerak di bidang kajian Islam dan pengembangan dakwah. Pada tahun 2016, ia mendirikan Akhyar TV sebagai media dakwah utama.
Adi Hidayat juga aktif menjadi narasumber di berbagai acara keagamaan, baik berupa ta'lim, seminar dan program lainnya. Ia telah menulis lebih dari 12 karya dalam bahasa Arab dan Indonesia yang menjadi referensi banyak orang.
Kehidupan pribadi
Ustadz Adi Hidayat menikah dengan Shufairok atau dikenal dengan Mbak Iir, wanita asal Lasem, Rembang. Mereka dikaruniai lima orang anak:
- Muhammad Hamil Quran,
- Amelia Habibatul Musthofa,
- Muhammad Abdullah Amali,
- Rabi'ati Khairatun Hisan,
- Amira Rafi'ati Muslimah.
Penghargaan dan Pengakuan
Atas dedikasinya di bidang dakwah dan pendidikan, Ustadz Adi Hidayat mendapat beberapa gelar doktor kehormatan. Pada tahun 2019, beliau dianugerahi gelar doktor honoris causa di bidang sains, karya profesional budaya, dan diseminasi dalam masyarakat Arab dari International Astrolabe University.
Dia juga mendapatkan penghargaan di bidang pengabdian masyarakat dan dakwah Islam internasional dari Passion International University of America. Pada tahun 2023, UAH mendapatkan gelar doktor kehormatan bidang manajemen pendidikan Islam dari Sekolah Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ).***