JAKARTA -- Tapak Suci Putera Muhammadiyah (TSPM) atau yang lebih dikenal dengan Tapak Suci merupakan organisasi Pencak Silat di bawah naungan Persyarikatan Muhammadiyah sebagai organisasi otonom ke 11. Tapak Suci berdiri pada 31 Juli 1963 di Kampung Kauman, Kota Yogyakarta, yang merupakan gabungan dari aliran Silat Cikauman, Seranoman, dan Kasegu.
Sebagai ortom Muhammadiyah, menjadikan Tapak Suci sebagai pencak silat yang menjadikan Al Qur’an dan As Sunnah sebagai landasan, serta berjiwa persaudaraan. Tapak Suci memiliki semboyan yang melekat dan menginspirasi setiap kadernya yaitu “Dengan iman dan akhlak saya menjadi kuat, tanpa iman dan akhlak menjadi lemah.” Semboyan tersebut menjadi ‘mantra’ kesaktian tiap-tiap pendekar Tapak Suci.
Tapak Suci yang saat ini sudah menginjak usia yang ke-61 tahun sekaligus menjadi kanal dakwah Muhammadiyah, sekaligus juga membuktikan bahwa Muhammadiyah tidak anti seni dan budaya – mengingat Pencak Silat adalah budaya luhur bangsa. Dikutip dari data yang ada di Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI), aliran pencak silat di Indonesia mencapai kurang lebih 840 aliran.
Selain itu, pada 2019 pencak silat dinobatkan oleh UNESCO sebagai warisan dunia, sehingga perlu untuk terus diwariskan. Oleh karena itu, kehadiran Tapak Suci bukan hanya sebagai kanal dakwah Persyarikatan Muhammadiyah, tapi juga sebagai bagian dari creative minority di era modern yang terus melestarikan ajaran budaya luhur bangsa Indonesia di tengah dinamika perubahan zaman.
Tapak Suci juga menjadi bagian dari 10 Perguruan Historis IPSI, bersama dengan Persaudaraan Setia Hati, Persaudaraan Setia Hati Terate, Keluarga Silat Nasional (KELATNAS) Indonesia Perisai Diri, Perguruan Silat Nasional Perisai Putih, Phashadja Mataram, Perguruan Pencak Silat Indonesia (PERPI) Harimurti, Persatuan Pencak Silat Indonesia (PPSI), Persatuan Pencak Silat Putra Betawi, Keluarga Pencak Silat Nusantara.
Sebagai ortom Muhammadiyah, Tapak Suci memiliki tempat istimewa di institusi pendidikan Muhammadiyah mulai dari sekolah dasar, menengah, sampai dengan perguruan tinggi. Tapak Suci menjadi kegiatan ekstrakurikuler di sekolah Muhammadiyah yang tersebar hampir di seluruh provinsi di Indonesia, termasuk juga menjadi organisasi intra di Perguruan Tinggi Muhammadiyah-’Aisyiyah (PTMA) seperti Hizbul Wathan dan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM).
Komitmen Tapak Suci sebagai organisasi pencak silat pelestari budaya luhur bangsa juga tersurat dalam maksud dan tujuan Tapak Suci nomor dua “Memelihara kemurnian pencak silat sebagai seni beladiri Indonesia yang sesuai dan tidak menyimpang dari ajaran Islam sebagai budaya bangsa yang luhur dan bermoral.” Maksud dan tujuan tersebut berusaha direalisasikan oleh Tapak Suci diantaranya melalui beberapa hal berikut ini:
Menyelenggarakan pembinaan seni Beladiri Indonesia.
Mengadakan penggalian dan penelitian ilmu Seni Beladiri untuk meningkatkan dan mengembangkan kemajuan Seni Beladiri Indonesia.
Aktif dalam lembaga olahraga dan seni baik yang diadakan oleh Pemerintah maupun swasta yang tidak menyimpang dari maksud dan tujuan Tapak Suci.
Tapak Suci Kanal Syiar Dakwah Muhammadiyah
Dalam penelusuran dokumen penelitian yang dilakukan oleh Alifka Atmo Ridho B pada 2023, perkembangan pesat yang dialami oleh Tapak Suci tidak bisa dilepaskan dari identitas yang melekat pada Tapak Suci itu sendiri sebagai ortom Muhammadiyah. Sebagai organisasi Islam terbesar di dunia, Muhammadiyah tersebar di seluruh provinsi di Indonesia, termasuk di luar negeri – eksistensi tersebut memberikan vibrasi positif kepada Tapak Suci untuk ikut serta berkembang di kawasan-kawasan yang sudah ada Muhammadiyahnya.
Alifka Atmo menyebutkan, pada 2013 Tapak Suci sudah tersebar di 35 provinsi di Indonesia, serta memiliki 4 perwakilan kepala khusus di empat negara khususnya di Eropa, Belanda, Singapura, dan Kairo. Akan tetapi perkembangan Tapak Suci berkembang sangat dinamis, seperti yang disampaikan oleh Ketua Umum PP Tapak Suci, Afnan Hadikusumo pada 2023 yang menyebutkan bahwa Tapak Suci sudah tersebar di 22 negara, dan memiliki anggota kurang lebih 3 juta jiwa.
Bahkan penulis memperkirakan jumlah tersebut terus bertambah, baik jumlah anggota maupun luas sebarannya. Sebab saat ini Muhammadiyah telah berkembang di 30 negara, biasanya tidak hanya Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) yang berdiri namun juga akan diikuti oleh berdirinya ortom-ortom di sana.
Eksistensi Tapak Suci melalui kelas-kelas latihan yang diselenggarakan di luar negeri tidak hanya diikuti oleh warga diaspora Indonesia, tapi juga warga lokal negara tersebut.
Kenyataan tersebut terjadi di Mesir, di mana hampir 99 persen yang mengikuti kelas latihan Tapak Suci di Mesir adalah warga asli Mesir. Dirintis sejak awal 2000-an, Tapak Suci di Mesir bahkan sudah tersebar di 7 provinsi dengan ribuan siswa yang aktif mengikuti kelas latihan Tapak Suci.
Tidak hanya itu, Tapak Suci di Mesir kerap kali mengikuti berbagai festival untuk mengenalkan budaya Indonesia dan Muhammadiyah ke masyarakat internasional.
Cara pengenalan Indonesia dan Muhammadiyah ke masyarakat internasional yang dilakukan oleh Tapak Suci disebut oleh mantan Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Kairo, Prof. Bambang Suryadi sebagai ‘diplomasi lunak’. Di Mesir, katanya, Tapak Suci dan Bahasa Indonesia menjadi alat diplomasi strategis, sebab warga Mesir menaruh minat yang besar untuk belajar Bahasa Indonesia dan Tapak Suci.***