Iklan

PMB Uhamka

Iklan

PMB Uhamka
,

Iklan

Eco Enzyme, Sedekah Sampah Green Aisyiyah Depok

Redaksi
Rabu, 29 Januari 2025, 10:34 WIB Last Updated 2025-01-29T03:34:45Z


Depok —
Sampah rumah tangga yang berasal dari aktivitas sehari-hari ternyata memiliki potensi bernilai ekonomi jika dikelola dengan baik. Selain membantu mencegah kerusakan lingkungan, langkah awal yang dapat dilakukan adalah memilah sampah berdasarkan jenisnya. Sampah botol plastik dan kertas, misalnya, dapat dijual ke pengepul, sementara sampah organik seperti sisa makanan dapat dimanfaatkan untuk kompos, biopori, hingga eco enzyme.


Di Depok, Jawa Barat, ibu-ibu Aisyiyah yang tergabung dalam Lembaga Lingkungan Hidup dan Penanggulangan Bencana (LLHPB) Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) Depok, bersama Pimpinan Cabang Aisyiyah (PCA) Sawangan, Bojong Sari, dan Sukmajaya, menginisiasi pelatihan pengelolaan sampah. Mereka mengajak kelompok perempuan seperti PKK, guru TK ABA, dan pegiat Bank Sampah untuk meningkatkan kapasitas pengelolaan sampah rumah tangga menjadi sesuatu yang bernilai.


Dalam pelatihan bertajuk Women Eco-Preneurship: Membangun Ekonomi Kreatif dalam Pengelolaan Sedekah Sampah, sebanyak 82 peserta berkumpul di Aula Masjid Jami Al-Biru, Cinangka, Depok, pada Jumat (24/01/2025). Acara ini digagas bekerja sama dengan Eco Bhinneka Muhammadiyah dan mendapat dukungan dari Pimpinan Cabang Muhammadiyah Sawangan serta Pimpinan Ranting Muhammadiyah Cinangka.


Warnisma, Ketua LLHPB PDA Depok, mengungkapkan bahwa Aisyiyah memiliki komitmen terhadap pelestarian lingkungan. “Sebagai perempuan dan ibu, mari kita mulai pengelolaan sampah dari aktivitas sehari-hari di rumah,” katanya.


Selain membantu mengatasi persoalan sampah di Depok, ia berharap kegiatan ini dapat meningkatkan pendapatan keluarga. Warnisma mengajak peserta untuk menyebarkan ilmu yang didapat hingga ke tingkat dasawisma di RT dan RW.


Sekjen Eco Enzyme Nusantara, Juliana Ojong, turut hadir memberikan pelatihan. Ia menjelaskan pentingnya memilah sampah organik dan mengolahnya menjadi produk bermanfaat seperti kompos dan eco enzyme. Juliana memperkenalkan eco enzyme sebagai cairan multiguna hasil fermentasi kulit buah atau sayur, yang bisa digunakan sebagai penjernih air, pembersih, pupuk, hingga obat luka.


Juliana memaparkan cara membuat eco enzyme menggunakan rumus sederhana 1:3:10—1 kg gula merah, 3 kg kulit buah atau sayur segar, dan 10 liter air. “Proses ini sangat sederhana dan bisa dilakukan bersama kelompok,” ujarnya. Dengan eco enzyme, lingkungan menjadi lebih bersih, dan pengeluaran untuk cairan pembersih rumah tangga pun dapat dihemat.


Hening Parlan, Direktur Program Eco Bhinneka Muhammadiyah, mengajak peserta bergabung dalam gerakan Green Aisyiyah. Ia menjelaskan bahwa gaya hidup hijau sebenarnya telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW melalui hemat air dan memanfaatkan barang-barang yang masih layak pakai. Gerakan ini bertujuan menjaga bumi sekaligus mendidik generasi mendatang untuk lebih peduli lingkungan.


Hening juga mendorong peserta untuk memulai Eco Sociopreneurship, yakni upaya pelestarian lingkungan yang memiliki nilai ekonomi. Ia mengusulkan inovasi seperti mendaur ulang baju bekas menjadi kerajinan, memanfaatkan sampah makanan untuk pupuk, atau menanam pohon dan sayuran. Inisiatif ini, menurutnya, dapat dimulai dari lingkungan terdekat seperti kelompok pengajian.


Gerakan Shodaqoh Sampah saat ini telah berjalan di tiga ranting Pimpinan Cabang Aisyiyah Sawangan, Depok. Ketua LLHPB PDA Depok, Siti Wastiyah, menjelaskan bahwa sampah yang terkumpul dijual ke pengepul, dan hasilnya digunakan untuk mendukung kegiatan sosial serta operasional ranting. Ia berharap pelatihan ini dapat memotivasi peserta untuk terus mengembangkan ranting mereka.


Kegiatan ini ditutup dengan diskusi kelompok. Peserta mendiskusikan potensi sampah di lingkungan masing-masing dan merancang rencana kerja untuk pengelolaan sampah. Hasil diskusi dipresentasikan sebagai langkah tindak lanjut.


Noviyanti, anggota PKK RW 8 Cinangka, mengaku antusias mengikuti kegiatan ini. “Kami mendapat banyak ilmu baru dan berencana membentuk grup eco enzyme,” ungkapnya. Sementara itu, Komariyah dari Ranting ‘Aisyiyah Cinangka berharap dapat melakukan studi banding ke kelompok perempuan lain yang sudah berhasil mengembangkan program serupa. Ia yakin inisiatif ini dapat memberdayakan ranting mereka.


Dengan semangat para peserta, kegiatan Women Eco-Preneurship ini diharapkan menjadi langkah awal untuk menciptakan perubahan lingkungan yang lebih baik sekaligus meningkatkan kesejahteraan keluarga.***

Iklan

PMB Uhamka