Iklan

Iklan

,

Iklan

Inilah Tantangan Kampus Muhammadiyah Menurut Dadang Kahmad

Redaksi
Selasa, 14 Januari 2025, 17:46 WIB Last Updated 2025-01-14T10:46:43Z


Cirebon –
Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Dadang Kahmad mengungkapkan bahwa Perguruan Tinggi Muhammadiyah-Aisyiyah (PTMA) saat ini menghadapi tantangan berat. Hal itu disampaikan Dadang dalam amanatnya pada pelantikan Rektor Universitas Muhammadiyah Cirebon (UMC) Arif Nurudin pada Selasa (31/12/2024).


Menurut Dadang, salah satu tantangan terbesar yang dihadapi PTMA adalah penurunan jumlah mahasiswa baru. Sejatinya masalah ini tidak hanya dialami oleh kampus Muhammadiyah, tetapi seluruh Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di Indonesia.



Dadang menjelaskan bahwa penurunan jumlah mahasiswa baru ini dipengaruhi oleh beberapa faktor. Salah satunya adalah menurunnya angka kelahiran di Indonesia. Berdasarkan data statistik, tingkat kelahiran anak di Indonesia saat ini berada pada angka 2,1 persen. Meski demikian, angka tersebut masih lebih baik dibandingkan dengan Korea Selatan dan Jepang yang mencatat angka kelahiran lebih rendah.


Selain faktor demografis, Dadang juga menyoroti perubahan sosial sebagai penyebab lain penurunan jumlah mahasiswa. 


“Saat ini, orang tua tidak lagi melihat simbol institusi  pendidikan sebagai penentu utama untuk menyekolahkan anak-anak mereka,” ujarnya.


Ia menambahkan bahwa dorongan utama orang tua kini lebih bersifat fungsional. Oleh karena itu, perguruan tinggi perlu memberikan pelayanan pendidikan yang maksimal. 


“Kalau kita tidak memberikan pelayanan terbaik, kampus kita tidak akan menjadi pilihan tempat belajar bagi mahasiswa,” tegas Dadang.


Faktor lain yang turut memengaruhi adalah kondisi ekonomi keluarga yang menurun terutama sejak pandemi Covid-19. Dampak pandemi tersebut masih dirasakan oleh banyak keluarga di Indonesia sehingga memengaruhi kemampuan mereka untuk membiayai pendidikan anak di perguruan tinggi swasta.


Dadang berharap Rektor UMC yang baru, Arif Nurudin, dapat mengatasi berbagai persoalan tersebut. Ia mendorong agar UMC terus berkembang melalui model kepemimpinan yang berintegritas, egaliter, inklusif, kolaboratif, dan inovatif.


Lebih lanjut, Dadang juga menginginkan model kepemimpinan tersebut diterapkan oleh seluruh sivitas akademika UMC. Ia menekankan pentingnya menjaga keharmonisan antara PTMA dan kepemimpinan Muhammadiyah di tingkat wilayah, daerah, cabang, hingga ranting, agar seluruh elemen dapat bersinergi dalam memajukan pendidikan Muhammadiyah.***

Iklan