Iklan

PMB Uhamka

Iklan

PMB Uhamka
,

Iklan

Inillah Cara Ustaz Adi Hidayat Raih Sukses dan Kebahagiaan Hidup

Redaksi
Sabtu, 01 Februari 2025, 08:26 WIB Last Updated 2025-02-01T01:26:20Z


JAKARTA –
Isra Miraj merupakan sebuah peristiwa penting dalam sejarah Islam dimana dalam momen ini Nabi Muhammad SAW menerima perintah salat dari Allah SWT. Dalam memaknai dan memperingati hal tersebut, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah Republik Indonesia (Kemendikdasmen RI) selenggarakan Pengkajian Isra Miraj dengan menghadirkan Wakil Ketua I Majelis Tabligh Pimpinan Pusat Muhammadiyah Ustaz Adi Hidayat (UAH) pada Jum’at (31/1/202).


Ustaz Adi Hidayat dalam kajiannya mengulas tentang konsep takwa (nilai baik) dan fujur (keburukan) dalam diri manusia dan sebagai acuan dalam meraih kehidupan yang sukses dan seimbang.


“Secara riset, manusia itu akan dapat disebut sebagai manusia jika memiliki tiga unsur utama yaitu fisik, akal, dan rohani (sumber kehidupan). Tugas kita selama hidup adalah bagaimana kita dapat mengoptimalkan 3 unsur tersebut pada diri kita. Maka manusia yang unggul itu adalah yang dapat mengoptimalkan ketiga unsur tersebut,” jelasnya.


Sebuah tips disampaikan oleh UAH dalam meraih takwa dalam kehidupan. UAH menyebut bahwa takwa dapat diraih jika manusia mampu merawat ketiga unsur yang telah disebutkan (fisik, akal, dan rohani).


“Agar ketiga instrumen tersebut dapat berfungsi dan bekerja dengan baik, maka perlu kita rawat dan diberikan asupan-asupan yang positif. Sebuah afirmasi positif yang muncul dari asupan-asupan positif yang kita dapatkan dinamakan takwa, sedangkan sebaliknya jika kita mendapatkan asupan yang negatif maka akan memunculkan fujur (rambatan keburukan),”  ujarnya.


UAH juga menggunakan rujukan dari surah Yusuf Ayat 53, “Aku tidak (menyatakan) diriku bebas (dari kesalahan) karena sesungguhnya nafsu itu selalu mendorong kepada kejahatan, kecuali (nafsu) yang diberikan rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”


“Kita tidak bisa mengklaim diri paling suci, paling bersih, paling baik karena tetap ada potensi yang kurang baik pada diri kita. Jika yang negatif tersebut dominan, maka bertemulah Nafs (Jiwa) dengan Su (keburukan) jika digabung maka menjadi Nafsu. Jika dalam diri kita ini kalau tidak diolah dan muncul tunggal atau dominan fujurnya maka akan menjadi nafsu atau perbuatannya buruk,” ucap UAH.


Dengan penjelasan tersebut, tentu setiap insan memiliki pertanyaan “Mengapa Allah menciptakan adanya takwa dan fujur?” Maka, dalam pengajian tersebut, UAH juga menjelaskan secara filosofis yang berdasar pada Al Qur’an bahwa fujur diciptakan bukan karena ingin membuat kehidupan manusia bermasalah, bukan juga karena Allah SWT menciptakan marah agar manusia menjadi pribadi yang pemarah. Tetapi semua itu diciptakan agar muncul rasa sabar dalam diri manusia.


“Jika tidak ada marah, maka sabar tidak akan muncul. Jadi, orang yang cenderung bahagia menurut Al Quran adalah mereka yang mampu mengolah semua yang terdengar kurang baik dan berasal dari fujur dijadikan untuk mencari yang takwa (baik). Semakin kita mampu mengoptimalkan jiwa takwa dan semakin mampu mengeksplorasi nilai-nilai kebaikan, maka semakin dekat dengan kesuksesan dan kebahagiaan hidup,” pungkas UAH. (bhisma)

Iklan

PMB Uhamka