Iklan

PMB Uhamka

Iklan

PMB Uhamka
,

Iklan

Memaknai Puasa Bermakna

Redaksi
Sabtu, 01 Maret 2025, 11:26 WIB Last Updated 2025-03-01T04:33:46Z


Oleh: Haedar Nashi
r, Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah

JAKARTA -- Hari ini, kita umat Islam memulai berpuasa Ramadhan 1446 H. Selamat berpuasa! Puasa dengan spirit baru yang lebih baik. Semoga semuanya sehat walafiat dan makin bersemangat.


Setiap tahun berpuasa selama sebulan, semua berjalan rutin. Jangan biarkan kerutinan itu menjadikan puasa seakan berjalan di tempat. Puasa involutif. Apalagi,  jangan menjadi puasa dan Ramadhan yang terasa bosan.


Bagaimana caranya? Ubah mindset atau pola pikir. Bahwa puasa itu tidak melelahkan. Tidak membikin lemas tubuh. Tidak sekadar ibadah rutin. Apalagi membosankan.


Ubah ke spirit baru. Puasa itu bikin tubuh dan jiwa fresh. Dunia publik menyebutnya puasa anti-boring. Puasa tanpa kebosanan. Jangan biarkan waktu dan peluang berlalu yang membosankan, tanpa aktivitas yang berarti.


Lakukan  kegiatan yang bermakna. Tadarus al-Quran beserta terjemahan dan tafsirnya. Baca satu dua hadis dengan penjelasannya. Pelajari dengan rileks hal-hal yang berkaitan dengan ajaran Islam agar lebih paham. Ikut kajian-kajian menambah ilmu dan wawasan. Dengan khusyuk  berdzikir sebagaimana dituntunkan Nabi.


Bikin aktivitas untuk beramal kebaikan sekecil atau sebesar yang dapat dilakukan.  Membantu sesama yang memerlukan. Membaca buku yang ringan-ringan tapi bermakna. Bagi yang biasa menulis, tetap menulis. Bisa juga olah raga ringan sesuai kebiasaan.  Bermedsos seperlunya, yang penting-penting saja, jangan yang sia-sia.


Pendek kata lakukan aktivitas yang bermakna. Jangan biarkan waktu sia-sia begitu saja. Agar tubuh dan jiwa makin sehat. Puasa pun perlu makin bergairah, bersemangat sarat arti. Dunia sosial mengenal konsep mindful-fasting. Puasa dengan penuh kesadaran  agar tubuh dan jiwa  memiliki daya hidup, tidak loyo dan stagnan.


Bawalah seluruh denyut organ tubuh dan perasaan ke kedalaman hati yang teduh, damai,  tenang, dan bersemangat tinggi. Dampaknya,  puasa tidak terasa lelah, lapar, dan dahaga. Bahkan ada rasa gembira dan bahagia.


Jujur puasa itu lapar dan haus, tetapi semuanya tidak akan terasa dan terfokus pada kondisi yang berasa lemas. Bila proses berpuasa itu dijalani tulus, rileks, dan dibingkai dengan kebermanaan. Konversikan lapar dan haus dengan energi baru puasa anti-boring dan mindful-fasting yang diberi pondasi keluhuran nilai-nilai Islami.


Maka, jadikan puasa sebagai “mikraj ruhani” sebagaimana hadis berikut. Dalam hadis qudsi Allah Ta’ala berfirman: “Li-shaimin farhatani. Farhatun ‘inda fithrihi wa farhatun ‘inda liqai rabbihi”. Artinya, “Orang yang berpuasa akan meraih dua kegembiraan, kegembiaran ketika berbuka puasa, dan kegembiraan ketika bertemu Tuhannya,” (HR Muslim).


Puasa kita naikkan tangganya ke langit tertinggi meraih bahagia sejati. Dengan dua harapan dan azam yang membahagiakan itu, maka puasa Ramadhan menjadi terasa ringan di tubuh dan jiwa. Di dalamnya tertanam semangat sarat daya hidup yang lebih bergelora dalam suasana teduh dan damai.


Akan tumbuh keyakinan kuat. Di balik  puasa ragawi itu ada banyak asa dan tujuan penuh makna. Melalui puasa dapat meraih kebahagiaan sejati berpondasikan khazanah taqwa (QS Al Baqarah: 183). Bukan puasa sekadar aktivitas tubuh menahan lapar dan dahaga semata!

Iklan

PMB Uhamka