Iklan

buku

Iklan

buku
,

Iklan

Prof Abdul Mu’ti: Kemajuan Zaman Ditentukan Super Team Bukan Superman!

Redaksi
Selasa, 22 April 2025, 06:15 WIB Last Updated 2025-04-21T23:15:06Z


PURWOKERTO –
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Republik Indonesia (Mendikdasmen RI), Abdul Mu’ti sampaikan pentingnya perkuat relasi kemanusiaan di tengah tantangan zaman yang terus berubah.


“Dalam suasana Idulfitri dan halal Bihalal, kita semua berusaha memperkuat ikatan persaudaraan dan kemanusiaan di antara kita,” ujar Mu’ti dalam Halal Bihalal yang digelar di Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) pada Ahad (20/4).


Mu’ti juga memaparkan bahwa kebahagiaan, kesuksesan, dan kesejahteraan hidup manusia ditentukan oleh kemampuan dalam membangun relasi yang baik.


Ia mengingatkan pentingnya menegakkan nilai-nilai syariat yang telah ditetapkan Allah SWT dan sunnah sebagai fondasi hidup yang bahagia dan sejahtera.

 

“Manusia akan diberikan kebahagiaan dan kesejahteraan jika ia memegang teguh syariat Allah, Sunnah Rasulullah, dan membangun hubungan yang sebaik-baiknya dengan umat manusia,” jelasnya.


Menanggapi kemajuan zaman yang semakin kompleks, Mu’ti pada pemaparannya menegaskan bahwa kemajuan zaman kini tidak lagi ditentukan oleh figur Super Man (Individu Hebat), melainkan Super Team atau dalam kata lain kekuatan tim, sinergi, dan kolaborasi.


“Banyak teori menyebutkan, dunia saat ini tidak lagi ditentukan oleh seorang Super Man, maka untuk menghadapi dunia ke depan itu ditentukan oleh Super Team, yaitu kemampuan kita membangun kolaborasi dan sinergi dengan berbagai pihak,” tegas Mu’ti.


Dalam membangun hubungan yang harmonis antar sesama manusia, Mu’ti juga memaparkan beberapa tips penting. Hal tersebut berdasarkan pada sabda Rasulullah “Barangsiapa yang ingin diperpanjang umurnya, dan dilapangkan rezekinya, maka hendaklah ia menyambung tali silaturahmi.” Berdasarkan sabda tersebut, ada 3 poin penting yang disampaikannya.


“Dalam mencapai hubungan hidup yang bahagia dan harmonis, maka yang pertama adalah kita jangan pernah merasa lebih hebat, yang kedua hendaklah kita berprasangka baik, dan selanjutnya adalah senantiasa membiasakan tabayun dalam menghadapi persoalan di era digital ini. Dengan hal tersebut, penting juga bagi kita untuk memiliki kesalehan digital, mengklarifikasi dan mencari penjelasan yang sebenar-benarnya atas berbagai persoalan yang muncul,” ucap Mu’ti. ***(bhisma)

Iklan

PMB Uhamka